Aceh - Harianpopuler.com - Kampung Pantan Nangka, Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah, memasuki hari kedelapan pascabencana longsor dan banjir bandang tanpa menerima bantuan logistik dari pemerintah maupun pihak terkait. Minimnya suplai makanan dan kebutuhan dasar semakin memicu keputusasaan warga, sementara akses utama menuju permukiman masih terputus total.
Di tengah kondisi tersebut, sejumlah warga menilai bahwa kehadiran para pejabat yang datang meninjau lokasi bencana sejauh ini hanya bersifat seremonial dan tidak disertai solusi nyata terhadap kebutuhan mendesak masyarakat.
Upaya Mandiri Warga untuk Bertahan Hidup
Meski dalam kondisi terisolir, warga Pantan Nangka melakukan berbagai langkah swadaya untuk menjaga keberlangsungan hidup. Mereka membangun landasan pacu darurat untuk mempermudah distribusi bantuan udara serta menyumbangkan bahan bakar minyak dari kendaraan pribadi guna mengoperasikan genset.
Namun, ironi muncul ketika warga mengaku melihat helikopter yang diduga membawa bantuan, melintas di atas wilayah mereka. Tidak satu pun helikopter tersebut melakukan pendaratan di landasan darurat yang telah mereka persiapkan.
Kelompok Rentan Mulai Terdampak Serius
Aramiko, salah satu warga setempat, menggambarkan kondisi memprihatinkan yang dialami masyarakat, khususnya kelompok rentan seperti lansia dan ibu hamil.
“Banyak orang tua yang terpaksa berjalan kaki puluhan kilometer menuju Aceh Tengah hanya untuk mencari susu. Banyak juga ibu hamil dengan kondisi yang tidak jelas nasibnya,” ungkap Aramiko, Kamis (4/12/2025).
Akibat kerusakan parah pada jalur utama, satu-satunya akses yang dapat digunakan saat ini adalah jalur darurat roda dua yang dibangun sendiri oleh warga di titik longsor. Jalur tersebut hanya dapat dilewati sepeda motor dan tidak memungkinkan distribusi logistik skala besar.
Keputusasaan Semakin Meningkat
Ketiadaan bantuan selama lebih dari sepekan membuat situasi psikologis masyarakat kian memburuk. Aramiko kembali menyampaikan ungkapan yang menggambarkan puncak keputusasaan warga.
“Sepertinya sekarang kami tidak butuh bantuan makanan lagi. Kirim kami kain kafan saja,” ujarnya lirih.
Pernyataan tersebut mencerminkan kondisi darurat yang memerlukan respons cepat, tepat, dan terkoordinasi dari pemerintah serta pihak terkait untuk memastikan keselamatan dan pemenuhan kebutuhan dasar seluruh warga terdampak di wilayah Linge.
