Dalam kehidupan, sering kali kita terjebak dalam keinginan untuk selalu lebih, lebih harta, lebih kuasa, lebih pengakuan. Namun, seperti air yang dituangkan ke dalam gelas, segala sesuatu ada batasnya. Jika melebihi wadahnya, yang terjadi hanyalah tumpah dan terbuang percuma.
Kalimat sederhana “Sesuai wadahnya saja, tidak usah berlebihan nanti tumpah” mengandung pesan bijak tentang keseimbangan dan kesadaran diri. Hidup bukan tentang siapa yang paling banyak memiliki, melainkan siapa yang mampu mensyukuri apa yang ada dengan penuh kesadaran.
Ketika seseorang tahu kapasitas dirinya, baik dalam bekerja, berbicara, maupun mengambil tanggung jawab, hidup akan terasa lebih tenang. Tidak perlu memaksakan diri untuk menjadi seperti orang lain. Sebab, setiap orang punya “wadah” masing-masing: kemampuan, rezeki, dan jalan hidup yang berbeda.
Berlebihan sering kali membawa dampak negatif. Ambisi yang tidak terkendali bisa membuat seseorang kehilangan arah, lupa bersyukur, bahkan menimbulkan keserakahan. Sebaliknya, hidup dengan proporsional menunjukkan kedewasaan dalam berpikir dan bertindak.
Seperti secangkir teh di gambar yang dituangkan dengan pas, hidup pun akan lebih nikmat jika dijalani dengan cukup, tidak kurang, tidak lebih. Karena keseimbangan adalah kunci kebahagiaan sejati.
Pesan moralnya:
Belajarlah mengenali batas diri dan isi hidupmu secukupnya. Sebab yang berlebihan, pada akhirnya hanya akan tumpah dan menyisakan penyesalan.
