Dalam kehidupan sosial maupun hubungan personal, manusia sering dihadapkan pada tanda-tanda yang samar. Kadang bukan kata-kata indah yang menunjukkan keinginan seseorang, melainkan tindakan yang konsisten. Ada ungkapan bijak:
“Jika kamu diinginkan, sudah pasti kamu diusahakan. Jika kamu didiamkan, sudah pasti kamu hanya di antara banyak pilihan.”
Secara psikologis, pernyataan ini menggambarkan dinamika kebutuhan dasar manusia akan pengakuan dan kepastian. Menurut teori kebutuhan Maslow, setiap orang ingin merasa dimiliki dan dihargai. Ketika seseorang benar-benar menginginkanmu hadir dalam hidupnya, mereka akan menunjukkan bentuk usaha entah melalui perhatian, komunikasi, atau komitmen.
Sebaliknya, ketika yang kamu terima hanyalah keheningan, alasan demi alasan, atau bahkan ketidakjelasan, hal itu menandakan kamu bukan prioritas, melainkan sekadar opsi di antara banyak pilihan lain. Sikap diam bisa menjadi sinyal kuat bahwa kehadiranmu tidak cukup penting dalam ruang hidupnya.
Belajar Memahami Posisi Diri
Sikap bijak adalah menyadari bahwa cinta, perhatian, atau persahabatan tidak pernah lahir dari satu pihak saja. Hubungan sehat selalu tumbuh dari dua arah. Jika kamu sudah berusaha tetapi hanya disambut dengan keheningan, jangan salahkan dirimu. Itu bukan kurangnya nilai dirimu, melainkan kurangnya ketulusan dari pihak lain.
Kesehatan Psikologis: Jangan Bertahan di Ketidakpastian
Psikologi hubungan menekankan pentingnya boundaries (batasan). Membiarkan diri terus berada dalam situasi “tidak jelas” hanya akan menggerogoti kesehatan mental, memicu rasa cemas, rendah diri, bahkan trauma emosional.
Kesimpulan
Hidup ini terlalu singkat untuk berharap pada orang yang tidak benar-benar menginginkanmu. Maka belajarlah untuk membaca tanda. Jika kamu diperjuangkan, hargai dan rawatlah hubungan itu. Namun jika kamu didiamkan, lepaskan dengan elegan. Karena pada akhirnya, kamu pantas berada di tempat yang membuatmu merasa utama, bukan hanya cadangan.
JsM/Hp
Harianpopuler.com
