Aksi Damai Mahasiswa UHO Berujung Ricuh, Tuntut Pembatalan Perpanjangan Jabatan Rektor

Berita Terbaru di MEDSOS

Welcome di www.harianpopuler.com Kontributor Liputan Artikel,Berita,Video kirim CP/HP : 0838 4370 0286.
PT.Marketindo Selaras di Laporkan di Kejati Sultra Oleh KeTum HMI MPO Konawe Selatan (Konsel). Dengan Dugaan Penyerobotan Lahan.., Berlubang,Hancur Dan Rusak Parah Jalan Poros di Desa Awuliti, Desa Meraka Lambuya Kab.Konawe www.harianpopuler.com

Aksi Damai Mahasiswa UHO Berujung Ricuh, Tuntut Pembatalan Perpanjangan Jabatan Rektor

Jumat, 11 Juli 2025, Juli 11, 2025


 Aksi Damai Mahasiswa UHO Berujung Ricuh, Tuntut Pembatalan Perpanjangan Jabatan Rektor


Kendari – Mahasiswa yang tergabung dalam Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari menggelar aksi demonstrasi damai pada Kamis 10/07, menolak keputusan perpanjangan masa jabatan Prof. Muhammad Zamrun Firihu sebagai Rektor UHO. Aksi yang awalnya berlangsung damai tersebut berubah menjadi ricuh di halaman Gedung Rektorat UHO.


Di duga Kericuhan dipicu oleh kehadiran Prof. Zamrun yang turun langsung menemui massa aksi. Mahasiswa menilai kehadiran tersebut justru memperkeruh suasana, karena dianggap menunjukkan sikap yang terlalu mencampuri proses Pemilihan Rektor (Pilrek) yang telah dilaksanakan pada 17 Juni 2025 lalu.


Koordinator aksi, Ferlin Muhammad Nur yang juga menjabat sebagai Ketua BEM FKIP UHO menyampaikan bahwa pihaknya menolak keputusan perpanjangan masa jabatan Prof. Zamrun. Ia meminta kepada Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) untuk mencabut keputusan tersebut dan menunjuk Pelaksana Tugas (Plt) Rektor yang netral.


“Kami mendesak Mendiktisaintek membentuk tim investigasi independen guna mengungkap indikasi kecurangan dalam proses Pilrek UHO. Keputusan perpanjangan jabatan ini sangat mencederai integritas kampus,” tegas Ferlin dalam orasinya.


Berdasarkan hasil pemilihan rektor UHO pada 17 Juni 2025, diketahui bahwa Prof. Armid memperoleh suara terbanyak dengan 31 suara, diikuti oleh Prof. Takdir Saili dengan 30 suara, dan Prof. Ruslin dengan 13 suara. Mahasiswa menilai, hingga saat ini belum ada pelantikan resmi terhadap rektor terpilih, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan potensi manipulasi hasil Pilrek.


Situasi memanas ketika terjadi aksi saling dorong antara mahasiswa dan pihak keamanan kampus. Dalam insiden tersebut, seorang petugas keamanan wanita terlihat terjatuh ke arah api yang dinyalakan di lokasi aksi.


Setelah situasi tidak kondusif, Prof. Zamrun memilih meninggalkan lokasi, dan massa aksi pun membubarkan diri secara tertib. Mahasiswa menyatakan akan kembali melakukan unjuk rasa apabila tuntutan mereka tidak diindahkan.

*


TerPopuler