Kalau ada penghargaan "teman paling setia di rumah sakit", mungkin infus bisa juga pantas jadi juaranya. Lihat saja, ke mana pasien pergi, tiang infus ikut berjalan. Mau ke kamar mandi, mau rebahan, bahkan mau ngelamun pun, dia tetap ada di samping kita.
Di foto ini, tampak sebuah infus Ringer Laktat lengkap dengan cairan yang siap jadi penyelamat tubuh. Tapi yang bikin unik, ada jari dengan cincin merah besar dan jam tangan gagah sedang menunjukkan ke arah infus. Entah sedang cek "kesehatan cairan" atau sekadar gaya, yang jelas momen ini terlihat serius tapi ada sisi positif juga.
Lanjut Baca Lagi Penguatan Literasi👇
RSU Tiara Sentosa Hadirkan Layanan Inovatif UrMOMENT: Mengabadikan Momen Berharga Kelahiran
Karena jujur saja, pasien yang diinfus itu biasanya punya dua ekspresi:
1. Ngantuk sepanjang hari karena badan lemas.
2. Senang kalau infus sudah hampir habis, artinya bisa pulang lebih cepat.
Nah, di balik cairan bening itu sebenarnya ada pelajaran bijak:
Hidup kadang butuh "infus tambahan". Kalau energi kita habis, jangan gengsi untuk mengisi ulang - entah dengan istirahat, tawa, atau sekadar ngopi bareng teman.
Jangan remehkan hal kecil. Setetes demi setetes cairan infus bisa membuat tubuh kembali bertenaga, sama halnya dengan kebaikan kecil yang bisa menyelamatkan hati orang lain.
Dan yang paling penting, jangan lupa bersyukur. Kalau masih bisa bercanda di tengah sakit, itu tandanya hati kita lebih kuat dari tubuh yang sedang lemah.
Jadi, lain kali kalau lihat infus, jangan cuma ingat rasa sakit ditusuk jarum. Ingat juga bahwa hidup ini, sama seperti infus, berjalan setetes demi setetes. Yang penting tetap mengalir, tetap sabar, dan akhirnya kita akan pulih juga.
