Kepala Desa Watuwatu Klarifikasi Isu Proyek Jalan: “Bukan Asal-asalan, Keterlambatan Fibro Karena Kendala Alat” -->

Berita Terbaru di MEDSOS

Welcome di www.harianpopuler.com Kontributor Liputan Artikel,Berita,Video kirim CP/HP : 0838 4370 0286.
PT.Marketindo Selaras di Laporkan di Kejati Sultra Oleh KeTum HMI MPO Konawe Selatan (Konsel). Dengan Dugaan Penyerobotan Lahan.., Berlubang,Hancur Dan Rusak Parah Jalan Poros di Desa Awuliti, Desa Meraka Lambuya Kab.Konawe. KPK Resmi Menahan Bupati Kolaka Timur (Abdul Azis). Terkait Dugaan Suap Proyek RSUD, Beserta 4 Lainnya www.harianpopuler.com

Kepala Desa Watuwatu Klarifikasi Isu Proyek Jalan: “Bukan Asal-asalan, Keterlambatan Fibro Karena Kendala Alat”

Kamis, 16 Oktober 2025, Oktober 16, 2025

Kepala Desa Watuwatu Klarifikasi Isu Proyek Jalan: “Bukan Asal-asalan, Keterlambatan Fibro Karena Kendala Alat”


Bombana, - harianpopuler.com - 15 Oktober 2025 - Kepala Desa Watuwatu, Kecamatan Lantari Jaya, Kabupaten Bombana, Nasrin, memberikan klarifikasi terkait pemberitaan dugaan proyek peningkatan dan penimbunan jalan lingkungan permukiman di desanya yang disebut dikerjakan tidak sesuai standar. Ia menegaskan bahwa tudingan tersebut tidak sepenuhnya benar, dan menjelaskan bahwa keterlambatan proses fibro (pemadatan) terjadi karena kendala ketersediaan alat berat di wilayah Bombana.



Sebelumnya, sejumlah warga menyoroti proyek jalan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) Tahun 2025 senilai sekitar Rp89 juta. Warga menilai pekerjaan jalan tersebut tidak dilakukan pemadatan sebagaimana mestinya, sehingga kualitas hasil pengerjaan dipertanyakan.



“Jalan itu hanya ditimbun tanpa dipadatkan. Kami minta pihak terkait turun langsung memeriksa karena ini menggunakan uang rakyat,” ujar salah satu warga berinisial IM.


Lanjut Baca Lagi Penguatan Literasi

Artikel Berita Terkait👇

Proyek Jalan Desa di Watuwatu Diduga Asal-asalan, Warga Desak Pemeriksaan dari Instansi Terkait


Menanggapi hal tersebut, Nasrin menegaskan bahwa pihaknya tidak mengabaikan proses pemadatan. Keterlambatan pekerjaan disebabkan oleh terbatasnya alat berat yang tersedia di Bombana.



 “Bukan berarti jalan di Watuwatu tidak di-fibro. Kami hanya terlambat sekitar tiga hari karena masih menunggu alat yang akan digunakan. Hari ini, pekerjaan fibro sudah kami laksanakan bersama tim TPK dan masyarakat,” jelas Nasrin.



Lebih lanjut, Nasrin menjelaskan bahwa proyek tersebut merupakan pembangunan jalan dusun atau jalan tani sepanjang sekitar 350 meter. Dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) awal, kegiatan fibro sebenarnya tidak tercantum. Namun, pihak desa berinisiatif menambahkannya demi meningkatkan kualitas pekerjaan.



“Sebenarnya dalam RAB tidak ada kegiatan fibro, tapi melihat kondisi lapangan, kami berinisiatif melaksanakannya secara swadaya bersama masyarakat agar hasilnya lebih baik,” tambahnya.



Nasrin juga mengungkapkan bahwa kendala alat berat merupakan persoalan umum yang sering dihadapi desa-desa di Bombana, terutama saat banyak desa mengerjakan proyek pembangunan secara bersamaan.


 “Ini bukan hal baru. Sejak dulu kami sering terkendala alat karena harus menunggu giliran dari desa lain,” katanya.



Sebagai penutup, Kepala Desa Watuwatu berharap agar pemerintah daerah dapat memberikan dukungan berupa penyediaan fasilitas alat berat untuk memperlancar pelaksanaan pembangunan di desa-desa.


“Kami berharap ke depan pemerintah daerah dapat membantu menyediakan alat kerja di setiap wilayah agar pekerjaan desa bisa berjalan lebih cepat dan hasilnya lebih maksimal,” tutup Nasrin.



TerPopuler